Sabtu, 03 Juli 2010

curhat colongan..

Ini hanya catatan kecil yang sedikit puitis dan gak jelas sekaligus aneh.. Harap maklum, nulisnya pas lagi sungguh-sungguh sih.. Ini di tulis dengan kata-kata yang udah berontak mau keluar dari hati ku (ceilah.. mulai deh puitisnya..) tapi ya sudahlah.. Lebih baik di baca saja.. Semoga saja bisa mengambil sedikit hikmah dari catatan ini.. (emang ada hikmahnya ya? aku sendiri juga bingung.. -_-) kalau ada yang pernah merasa hal yang sama seperti bertepuk sebelah tangan, jangan putus asa.. Teruslah berjuang.. Perjalanan kita di dunia ini masih panjang dan masalah-masalah itu cepat atau lambat pasti akan berakhir dan terlupakan.. Pokoknya FIGHT! Dan selamat membaca...

~START~

Mataku tertuju pada punggung tegap yang ditutupi oleh seragam putih yang sedang berjalan di depan ku. Seragam yang selalu menciptakan aroma khas tubuhnya. Seragam yang dengan setia menutupi punggungnya. Ku yakin seragam itu pasti terasa hangat. Seragam yang akan selalu ada di dekatnya ketika berada di sekolah. Seragam yang akan selalu menemaninya melangkah dan akan selalu menjadi saksi bisu pada setiap kegiatan yang dilakukannya di sekolah. Entah sejak kapan, aku jadi sering merasa iri pada benda mati yang selalu ada di sekitarnya. Benda yang mungkin tanpa ia sadari, telah menjadi kawan seperjalanannya. Benda yang mungkin sangat di sayanginya. Seandainya rasa sayang itu diberikannya untukku. Aku selalu memimpikannya. Selalu dan takkan pernah berhenti..

Seandainya aku bisa menjadi seragam putih yang dia kenakan sekarang. Aku pasti akan selalu diperhatikan olehnya. Selalu di carinya jika aku menghilang. Selalu di banggakannya. Selalu menyelimuti tubuhnya. Selalu merasakan hangat tubuhnya. Selalu menghirup aroma khas dari tubuhnya. Juga akan selalu memiliki dan dimiliki olehnya. Tapi aku tahu itu tidak mungkin. Aku takkan pernah bisa seperti itu dengannya. Mungkin aku hanya bisa merasakan hal itu dalam mimpi, dalam hayalan ku. Tapi tetap saja itu tidak mungkin. Aku takkan pernah bisa merasakan hal itu walaupun dalam mimpi. Mungkin sekilas, hal itu akan terbayang dalam angan-angan ku, tapi pasti setelah itu harapan itu akan pergi meninggalkan ku sendiri. Seperti apa yang telah dilakukannya padaku..

Semua yang dilakukannya padaku. Semua yang sudah berlalu dan masih terus berbekas di hatiku. Semua hal yang membuat dada ku terasa sesak dan hatiku terasa sakit. Semua yang telah dilakukan oleh tubuh besar itu. Oleh laki-laki itu. Oleh laki-laki yang tidak terlalu pintar itu. Oleh laki-laki yang selalu membuatku bahagia. Oleh orang yang selama ini menjadi teman baikku. Olehnya.. Oleh orang yang selama ini kusukai.. Oleh orang yang sampai sekarang masih kusukai..

Dia yang telah melakukannya. Aku tak percaya dia bisa berbuat se-keji itu. Terutama padaku, seorang perempuan. Dia hanyalah laki-laki tak berperasaan yang pernah kukenal. Bagaimana bisa seorang laki-laki berumur 13 tahun dengan mudahnya meninggalkan teman baiknya hanya karena temannya itu menyukainya? Coba saja bayangkan. Itu adalah hal paling tolol yang pernah ku dengar. Aku tahu itu wajar saja karena dia tak pernah memiliki perasaan istimewa padaku. Tapi setidaknya jangan mencampakkanku begitu. Seharusnya dia masih mau menyapa ku. Mau berbicara padaku. Masih mau mengenalku. Tapi yang dilakukannya justru berlawanan. Dia malah tidak pernah menyapa ku lagi. Tak pernah berbicara padaku lagi. Bahkan dia bersikap seakan tak mengenalku sama sekali. Apakah itu adil? Tidak. Itu sama sekali tidak adil..

Aku teringat dengan pepatah yang berkata ' Air Susu Dibalas Dengan Air Tuba'. Mungkin itulah yang terjadi padaku. Semua usaha ku sia-sia saja. Seluruh perasaan yang kuberikan padanya. Seluruh senyuman yang hanya ku perlihatkan padanya. Semua pengorbanan ku untuknya. Semua waktu yang telah kubuang hanya untuk memikirkannya. Semua hal dalam hidup ku yang ku lakukan hanya untuknya. Semuanya.. Lalu apa yang dibalaskannya untukku? Tidak ada. Mungkin sesaat aku sempat senang karena kebaikan yang diberikannya padaku. Tapi itu hanya sesaat, lalu semua itu hilang seketika. Awalnya mungkin aku tak terlalu memikirkan hal itu. Tapi semua yang terjadi sekarang membuatku semakin yakin. Dia hanya membalas semua pengorbananku dengan kesakitan. Kekesalan. Kebencian. Penyesalan. Tangisan. Dan semua hal yang berbekas di dalam hatiku. Aku tak tahu harus bagaimana.. Aku tak tahu..

Aku merasa menyesal telah melakukan hal bodoh seperti itu. Aku yang salah karena telah memberikan hati ku pada orang sepertinya. Seharusnya aku tak merasakannya. Seharusnya aku tak perlu mengharapkan hal-hal seperti itu. Karena jika harapan ku sudah terbang tinggi dan pada akhirnya itu tak terwujud rasanya akan lebih, bahkan sangat, menyakitkan. Tapi untuk apa aku menyalahkannya? Aku tak bisa menyalahkan harapan yang singgah di hatiku. Memang pada akhirnya itu hanya akan menjadi masa lalu. Pada akhirnya perasaanku padanya akan berakhir dan aku tak akan merasakan sakit lagi. Aku tahu itu akan terjadi. Tapi sampai kapan aku harus menanggung beban perasaan ini? Aku pun tak tahu. Tapi ini pasti takkan berlangsung lama. Aku pasti bisa melupakannya dan membuat hatiku lebih tenang. Tapi aku tak tahu kapan itu akan terjadi. Kapan aku bisa melupakannya. Kapan aku tak merasakan sakit ini lagi. Aku tak tahu. Dan tak akan pernah tahu..

Aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus bersikap. Bagaimana harus menghadapi kenyataan. Aku berharap ini hanyalah mimpi dan aku tak perlu benar-benar merasakan sakit ini. Tapi aku tak boleh seperti itu. Aku tahu ini kenyataan dan aku tak mungkin melarikan diri dari kenyataan ini. Kalaupun harus menghadapi benturan bekali-kali tapi aku akan terus bertahan. Aku akan terus berjuang menghadapi kenyataan ini. Tidak sendirian, tapi bersama teman-temanku. aku akan berjuang untuk melupakannya dan membuang jauh-jauh rasa sakit ini. Tapi entah kenapa aku merasa ada sedikit hal yang mengganjal di hatiku. Aku masih merasa tidak rela untuk melupakannya. Aku juga takut memikirkan, apakah kisah cinta ku berikutnya akan berakhir seperti apa yang ku inginkan? Aku tak tahu harus bagaimana. Kenapa semua ini harus terjadi? Kenapa harus aku? Dan kenapa harus dia orangnya? Aku tak tahu harus melakukan apa..

Rasanya aku ingin menyalahkan perasaanku sendiri. Seharusnya aku tak pernah menyukainya, kalimat itu selalu terbayang di pikiranku. Tapi kadang aku menghiraukannya. Aku tak mungkin menyalahkan perasaan ku hanya karena hal sepele seperti itu. Perasaan ku ini adalah anugrah. Walaupun perasaan ini berakhir dengan kesakitan tapi tetap saja ini anugrah. Mungkin memang kali ini aku belum beruntung tapi aku takkan membuang perasaan ini jauh-jauh. Mungkin aku akan memberikan perasaan ini pada orang lain yang memang untukku. Kalau soal bertepuk sebelah tangan, mungkin itu dikarenakan dia bukanlah orang yang tepat untukku. Bukan orang yang akan selalu setia menjagaku. Bukan orang yang memang baik untukku. Mungkin akan ada orang lain yang lebih baik darinya. Aku takkan melarang perasaan cinta mampir ke hati ku lagi. Aku tak masalah bila kisah cinta ku berikutnya juga berakhir buntu. Aku tak peduli. Yang ku pedulikan adalah bagaimana aku dapat mengembalikan perasaan ku seperti semula dan mengambil hikmah dari semua kisah yang pernah kulalui. Aku takkan memaksa hati ku untuk melupakannya. Aku yakin sebentar lagi hati ku akan utuh kembali dan takkan memikirkan dia lagi. Dan untuk hal itu, aku akan melakukan satu hal..

Aku takkan memikirkan masa lalu hingga berlarut-larut. Mungkin jika aku mengingatnya sekilas tak apa. Tapi aku takkan kembali pada masa lalu yang mungkin sudah tertutupi. Aku akan memilih untuk melihat ke depan, ke masa depan yang menanti ku. Masa lalu ada bukan untuk di kembalikan, tapi untuk diambil hikmahnya. Masa depan ada bukan untuk dibuang, tapi untuk di usahakan dan diperjuangkan. Aku takkan mengakhiri hidup hanya karena patah hati sekali-dua kali. Karena aku tahu hati pasti akan kembali ke keadaannya semula jika aku tidak terlalu larut pada masalah itu. Aku pasti bisa menghadapi semua rintangan yang ada di depanku. Semuanya, walau itu terlihat sangat susah. Aku akan bersiap untuk menghadapi rintangan itu dan akan selalu berdoa agar di beri kemudahan dalam menghadapinya. Aku takkan menyerah. Takkan. Kalaupun aku gagal, yang terpenting adalah aku sudah berusaha dan berjuang untuk meraihnya. Pengalaman ini takkan ku lupakan. Ini akan menjadi pengalaman cinta yang akan selalu ku ingat. Aku hanya berharap agar semua ini dapat segera selesai dan takkan terulang lagi..

~FINISH~

Akhirnya selesai juga.. Aneh ya? Iya kan? Aku yakin pasti isinya aneh.. Sebenernya aku nulis kayak gini dalam keadaan nggak sadar loh.. Tangan aja yang bergerak semaunya.. Kalimatnya juga entah kenapa kesusun sendiri (emang bisa ya?) Setelah selesai nulis ini jadi pengen nangis deh.. Tapi rasanya lega juga.. Akhirnya semua hal yang berkelebat dalam hati ku keluar juga.. (kayaknya sekarang lagi nge-trend kata-kata puitis ya??) maaf ya.. Kalimat di atas pada ancur.. Trus nggak jelas maksudnya apa.. Ada kata-kata puitisnya lagi.. MAAF!! Sekali lagi maaf.. Biar aku nggak merasa bersalah lagi, silahkan ketik komentar apa saja di bawah ini.. Insyaallah aku nggak bakal tersinggung kok.. (pake insyaallah segala lagi! kayak udah ngerencanain buat tersinggung deh..) ya sudah lah.. Daripada bacot lebih lama, silahkan tulis komentarnya ya... ^_^

~Renisa Aru A.~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar