Selasa, 26 Oktober 2010

Apakah Mungkin?


aku tak bisa melepaskan pandangan ku darinya. seorang laki-laki yang mungkin tinggi badannya sudah melebihi tinggi badanku. laki-laki yang dulu selalu bercanda denganku. aku tidak tahu apa yang membuatku menjadi seperti ini. hingga mata ku selalu tertuju padanya. mengawasinya. memperhatikannya. mungkin aku bisa memperbaiki hubungan ku dengannya yang sempat rusak dulu. itulah yang ku pikirkan. hingga suatu hari dia menyapa ku. dan berbicara padaku seakan dulu tak pernah ada kejadian apapun sebelumnya. seakan aku dan dia hanyalah teman biasa. seperti dulu. aku tak tahu apa yang ada dipikirannya. tapi aku begitu bahagia karena masih dianggap oleh teman lamaku itu. dia masih melihatku sebagai teman seperti dulu.

tapi percakapan singkat tidaklah cukup. aku merasa ada yang kurang. seharusnya kami bersikap lebih dari ini. seharusnya kami berbicara lebih dari ini. ini tidaklah cukup untuk menghilangkan rasa rinduku padanya. perasaan rindu karena sudah kehilangan teman baikku. hanya beberapa kali kami saling bertegur sapa, saling melepar senyum, tertawa bersama, mengerjakan tugas bersama dan sebagainya. aku merasa cukup bahagia dengan semua ini. karena aku masih bisa mendapatkan kasih sayang teman darinya. tapi aku masih saja merasa ada sesuatu yang hilang.

aku baru menyadarinya sekarang. sesuatu yang hilang itu adalah perasaanku. perasaan yang dulu pernah ada diantara kami. kasih sayang yang lebih dari sekedar teman bahkan sahabat. aku kehilangan rasa cintaku padanya. dan mungkin karena itu, aku jadi berusaha mendapatkannya kembali. dulu hanya aku yang memiliki perasaan cinta padanya. sekarang aku ingin menumbuhkan rasa cinta itu. tidak hanya untuk hati ku, tapi juga untuk hatinya. aku harus bisa menumbuhkan perasaan cinta di hatinya. Agar dia dapat merasakan bagaimana perjuangan ku dulu untuk selalu mencintainya.

Aku begitu mendambakan akan perasaan itu. Bahagia karena orang yang kita cintai juga mencintai kita. Aku begitu menginginkannya dan mengharapkannya. Bahkan setelah cinta ku bertepuk sebelah tangan pun aku masih saja berharap padanya. Itupun membuatku bahagia. Walaupun aku tak mengungkapkan perasaan itu, tapi setidaknya hubungan kami masih baik. Berteman layaknya sahabat. Itu yang awalnya ku pikirkan. Tapi nyatanya tidak. Dialah yang telah membangun dinding diantara persahabatan kami. Dialah yang menjauhiku dan seakan-akan berkata agar aku pergi darinya. Perasaanku langsung hancur saat itu.

Ini bukan balas dendam. Tapi hanya sekedar ingin menyadarkan padanya bahwa mencintai seseorang yang tidak mencintai kita itu benar-benar menyakitkan. Hati kita tersakiti setiap saat. Aku hanya berniat untuk membuatnya dapat merasakan sakit itu. Tapi yang terjadi adalah munculnya kembali perasaan ku yang dulu sempat terbuang. Aku mencintainya lagi. Lelaki yang sama, yang dulu pernah menghancurkan ku hingga berkeping-keping. Aku membiarkan perasaan ini masuk ke dalam hati ku. Perasaan yang seakan mengalir masuk tanpa henti. Membuat hatiku terasa hangat oleh cinta kembali. Aku benar-benar mencintainya lagi.

Hanya 1 yang ku harapkan. Di cintai olehnya dan perasaan ku terbalaskan. Bahagia karena bisa saling memiliki karena memiliki perasaan yang sama dan Cuma satu. Cinta. Bolehkah aku mencintainya lagi? Aku begitu bahagia menyambut perasaan itu. Tapi sesaat aku kembali ragu. Mungkinkah perasaannya akan berubah padaku. Tidak seperti dulu . perasaan yang sama seperti yang ku miliki. Aku takut di sakiti olehnya lagi. Tapi di sisi lain aku begitu mengharapkannya. Mengharapkan semua sentuhannya hanya di berikan untukku. Semua senyumnya juga kebahagiaannya. Mungkinkah aku mendapatkannya?

Hanya 1 kalimat yang ku harapkan darinya. “aku mencintaimu..”
Dan hanya 1 kalimat yang akan ku ucapkan padanya. “aku juga mencintaimu..”

Dengan begitu aku sudah merasa benar-benar bahagia. Tapi.. apakah mungkin?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar