Selasa, 24 Mei 2011

HEART MISTAKE-Leeteuk Fanfic (part 3)

PART 3
Hai. Mau lanjut deh ceritanya. Udah lama nggak ngelanjutin. Jadi ini lanjutannya. Met baca. :)

CERITA, KEJADIAN DAN TOKOH HANYALAH REKAYASA! JANGAN DISANGKUTKAN DENGAN DUNIA NYATA!

**********************************************************************************

Jung Soo memasuki SEOUL COFFEE dengan helaan nafas. Dia baru saja pulang dari kampus dan merasakan amarah masih menguasai tubuhnya karena dosen sialan yang bernama Jung Geo Nam. Dosen itu menyalahkannya hanya karena tidak dapat menjawab pertanyaan di depan. Padahal belum tentu anak-anak lain dikelasnya mengetahui jawaban itu. Awalnya itu memang kesalahan Jung Soo karena bengong di kelas. Tapi dia dipermalukan didepan kelas hanya karena itu.

Jung Soo menghentikan langkahnya ketika melihat seorang wanita yang duduk di tempatnya biasa duduk. Wanita itu menunduk dan membaca buku. Hal itu membuat Jung Soo tidak dapat melihat wajah sang wanita. Jung Soo terus menatap wanita itu dengan pandangan tidak suka. Mungkin dia terbawa emosi. Sehingga dia merasa ingin memarahi wanita itu. Walaupun dia tidak memiliki hak untuk melakukannya. Karena dia telah duduk duluan sebelum Jung Soo datang.

"Ini minumannya nona." Seorang pelayan melewatinya dan menaruh segelas black coffee di atas meja wanita itu.

Pelayan itu berbalik dan terbelalak begitu melihat Jung Soo. "Jung Soo Oppa. Kau mengagetkan ku!" Ternyata dia Min Jae. Jung Soo hanya bisa meringis.

Perkataan Min jae membuat wanita itu menoleh dan menatap Jung Soo. "Jung Soo? Park Jung Soo?" panggil wanita itu.

Merasa namanya dipanggil, Jung Soo melihat wanita itu. Rasanya dia terkena serangan jantung begitu melihat wanita itu adalah Won Han Bien. "Han Bien. Aku tidak tahu jika itu kau." ujar Jung Soo dengan wajah yang mulai menampakkan senyumnya.

Han Bien hanya tersenyum kecil. "Maaf aku duduk ditempatmu biasa duduk. Kalau kau mau kita duduk bersama saja. Kebetulan aku hanya sendirian."

Jung Soo mengangguk dan mengambil tempat duduk di depan Han Bien. "Min Jae. Aku minta yang biasa ya." Kata Jung Soo ketika melihat Min Jae masih berdiri di dekatnya.

Min Jae seakan tersadar dari lamunannya. Dia buru-buru mengangguk, "Oke oppa. Cappucino seperti biasa. Aku permisi." Min Jae pun meninggalkan meja itu.

"Kau kenal pelayan itu?" tanya Han Bien setelah Min Jae menghilang ke dapur.

Jung Soo mengangguk. Rasanya ini seperti mimpi. Bisa duduk bersama dengan orang yang sangat disukai. Padahal baru berkenalan kemarin tapi sudah langsung akrab. Mimpi yang menjadi kenyataan.

"Aku berkenalan dengannya beberapa hari yang lalu. Sebelum aku menyapamu. Dia gadis yang manis. Namanya Dae Min Jae" jawab Jung Soo. “Dia masih SMA dan bekerja magang disini. Lebih muda 2 tahun dariku. Aku merasa seperti kakaknya.”

Han Bien hanya mengangguk-ngangguk. "Dia gadis yang manis. Ngomong-ngomong bagaimana kuliahmu hari ini? Mungkin kurang menyenangkan ya? Mukamu kusut begitu." Han Bien merapikan rambut Jung Soo yang memang berantakan sejak tadi.

"Memang tidak menyenangkan. Tidak sama sekali" suara Jung Soo berubah ketus. Mengingat kejadian di kampus tadi. “tapi haruskah kita membahasnya? Aku tidak ingin mengingatnya.”

“Maaf kalau begitu.” Han Bien menatap Jung Soo dengan pandangan bersalah. “aku tidak bermaksud.”

“Tidak apa-apa kok, Han Bien. Aku juga tidak memikirkannya.”

Han Bien hanya mengangguk-ngangguk. “baiklah kalau begitu.” Dia menyeruput black coffee yang tadi dipesannya.

Suasana seketika menjadi canggung. Jung Soo dan Han Bien sama-sama diam dan tak ada yang berbicara. Hingga akhirnya datang Min Jae.

“Ini cappucinonya, Oppa. Ng.. Oppa mau ku traktir kue lagi?” Tanya Min Jae. Diliriknya Han Bien yang sejak tadi diam. Dia ingin menawarkan Han Bien tapi sepertinya wanita itu tidak tertarik dengan hal yang tadi dia ucapkan.

“Tidak, terima kasih Min Jae. Kebetulan aku sudah makan sebelum datang kesini. Jadi perutku kenyang.” Jawab Jung Soo.

“Sayang sekali, Oppa. Tadinya aku mau mentraktirmu kue kreasi terbaru dari kafe ini.” Jawab Min Jae. “mumpung kue itu masih ada sisanya. Hari ini laku berat sih. Banyak peminatnya. Bagaimana Oppa?”

Jung Soo berpikir sejenak. Dia mengalihkan pandangan ke arah Han Bien. Wanita itu hanya menyeruput Black Coffee-nya tanpa memperdulikan tatapan Jung Soo. “Han Bien sendiri mau tidak? Kalau mau kubelikan.” Tawar Jung Soo.

Han Bien berpikir sejenak. “kalau boleh tahu kuenya rasa apa?” tanya Han Bien pada Min Jae.

Min Jae terdiam sejenak hingga akhirnya menjawab. “Tiramisu.”

“Tiramisu ya? Baiklah. Aku mau. Mumpung ini masih sore jadi tidak bikin gemuk. Kalau kau Jung Soo?”

“Kalau Han Bien mau, aku juga mau.” Jung Soo menatap Min Jae penuh harap. “karena aku pesan 2 kau tak usah mentraktirku. Biar aku bayar sendiri. Tak apa-apa kan? Lain kali kau bisa mentraktirku kue lain."

Jawaban itu sempat mengecewakan Min Jae. Akhirnya dia mengeluarkan buku notes untuk mencatat pesanan. "baiklah. 2 Tiramisu black cake. Silahkan ditunggu pesanannya." setelah berkata begitu Min Jae berjalan ke dapur.

"Dia memang manis sekali." kata Han Bien tiba-tiba. "wajar kalau kau sampai mau memiliki adik seperti dia."

Jung Soo hanya tertawa pelan. Ditatapnya wajah putih wanita di depannya. Rambutnya yang agak bergelombang, tubuhnya yang langsing, senyumnya yang manis. Semua itu seakan menghipnotis Jung Soo.

"Jung Soo." panggil Min Jae. "kau anak jurusan entertaiment kan?"

Jung Soo menjawab dengan anggukan kepala. Dia meminum cappucino yang tadi diberikan Min Jae.

"aku punya teman yang bekerja menjadi dosen disana." lanjut Han Bien. "di jurusan enterteiment tepatnya. Aku ingin bertanya apa kau mengenalnya?"

"siapa namanya?"

"Jung Geo Nam. Dia-"

"hah?! Jadi dosen sialan itu temanmu?!" seru Jung Soo memotong perkataan Han Bien.

Han Bien terpengarah. Dia kaget bukan main karena tiba-tiba Jung Soo berseru. Beberapa pengunjung cafe sampai melihat ke meja mereka berdua. Han Bien buru2 melihat kearah pengunjung lainnya dan menunduk sambil meringis dan mengucapkan, "mianhae."

Jung Soo benar-benar kelepasan. Emosi yang tadi sudah hilang muncul kembali. Kenapa Han Bien malah mengingatkannya pada dosen itu? Kenapa tidak dosen lainnya?

"mianhae, Jung Soo. Aku tidak bermaksud membuatmu marah." ucap Han Bien setelah dilihatnya Jung Soo mulai tenang.

Jung Soo melirik ke arah Han Bien. Nafasnya sudah mulai teratur sekarang. "kau sejak kapan berteman dengan si Sialan itu?" ujarnya.

Han Bien agak ragu menjawabnya. "aku dan dia teman SMP dan bertemu lagi ketika universitas walaupun bukan pada jurusan yang sama. Aku hanya ingin sekedar menanyakannya padamu karna kau anak universitas B dan kebetulan jurusan Enterteiment."

"hanya itu? Menurutku kau tidak seharusnya berteman dengan laki-laki semacam dia. Lagaknya belagu sebagai dosen. Dan asal kau tahu ya, dia itu terlihat playboy. Beberapa kali aku melihatnya bermain dengan cewek-cewek di kampus. Dia seperti lolikon dan aku jijik melihatnya."

Mendengar itu wajah Han Bien langsung berubah shock. Dia tak percaya dengan kenyataan yang di tuturkan Jung Soo tadi. "be-benarkah itu?"

Jung Soo mengangguk kuat-kuat. "Aku pernah melihat dengan mata kepala sendiri. Dia bersama cewek teman sekelasku duduk di belakang gedung kampus. Kayak orang pacaran aja. Besoknya dia sudah sama cewek lain jurusan. Itu dosen emang kegatelan banget. Mentang-mentang wajahnya cakep." diliriknya Han Bien yang sejak tadi mendengarkannya.

"a-aku tak percaya." gumam Han Bien. Tiba-tiba menetes air mata yang membuat ekspresi Jung Soo berubah drastis.

"Han Bien, kau kenapa? Apa perkataanku salah?" tanya Jung Soo gagap. Dia mengeluarkan sapu tangannya dan diberikannya pada Han Bien.

Han Bien menerima sapu tangan itu dan mengusap air matanya. "tidak Jung Soo. A-aku hanya kepikiran dengan Geo Nam. Padahal dia sahabat laki-laki yang paling ku sayangi. Tapi dia malah berkelakuan begitu. Aku mempercayainya." gumam wanita itu pelan. Lebih seperti berkata pada diri sendiri.

Jung Soo tidak terlalu mengerti maksud perkataan Han Bien. Dia hanya diam sambil berusaha menenangkan Han Bien. Apapun yang terjadi dia tahu kalau dia termasuk salah satu pembuat masalah ini. Walau dia tidak tahu bagian mana dari perkataannya yang menyakiti Han Bien.

"Jung Soo maaf aku sampai menangis begini." kata Han Bien setelah perasaannya sudah mulai tenang. "yang tadi itu memalukan sekali."

Jung Soo hanya tersenyum. "tak apa-apa kok. Aku mengerti perasaanmu."

Han Bien juga balas tersenyum manis. "kamshamnida, Jung Soo-ya." katanya. Jung Soo merasa hari ini bagai surga karena dapat melihat senyuman malaikat dari wanita yang selalu diperhatikannya. "walaupun kau 3 tahun di bawah ku, kau sudah terlihat sangat dewasa."

Jung Soo menggaruk kepalanya malu. "wah, aku jadi malu. Padahal aku tadi berbuat tidak sopan padamu. Membentak dan sebangsanya. Mianhae." Jung Soo menunduk. Han Bien hanya tertawa kecil.

"permisi." terdengar suara dari samping dan itu membuat Jung Soo terlonjak. "ini Tiramisu Black Cake-nya. Mianhae, kalau aku mengganggu obrolan kalian." itu suara Min Jae yang menaruh 2 piring kecil dan sendok di samping masing2 piring. "ada yang bisa saya bantu lagi? Mungkin Jung Soo oppa butuh sesuatu?" tanya Min Jae.

"tidak, terima kasih Min Jae. Ini sudah cukup kok." jawab Jung Soo.

Min Jae hanya mengangguk ragu- ragu dan berjalan meninggalkan meja mereka berdua. Sebelum masuk ke dapur diliriknya dulu meja yang baru saja di datanginya. Terlihat Jung Soo dan Han Bien yang ngobrol sambil tertawa. Hatinya entah kenapa terasa tergores.

"Min Jae-ya. Masih memperhatikan laki-laki itu ya?" tiba-tiba ada yang menyentuh pundak kecil Min Jae. Dia perempuan cantik yang terlihat dewasa. Namanya Jung Gan Seuk.

"hah? Apa?" jawab Min Jae gugup.

"kau tak bisa membohongiku. Aku tahu kau menyukainya. Siapa tadi namanya?" Gan Seuk terus-terusan mendesak temannya itu untuk berbicara.

Min Jae menghela nafas panjang. Temannya itu memang tidak bisa ditentang. "namanya Park Jung Soo. Aku tak benar-benar menyukainya kok. Aku hanya kagum padanya." jawab Min Jae. "aku hanya menganggapnya pintar karena bisa masuk universitas B yang bergengsi itu."

"kau tak bisa membohongiku." Gan Seuk mengacak rambut Min Jae. "mengaku sajalah. Dia laki-laki yang kelihatan baik. Lagipula wajahnya cakep. Benar-benar tipe kesukaanmu ya."

Min Jae merapikan rambutnya lagi sambil menggerutu. Wajahnya mulai merona merah. "ya sudah aku mengaku. Aku memang suka padanya." jawab Min Jae akhirnya. Gan Seuk tertawa puas karena berhasil membuat Min Jae buka mulut. "tapi sepertinya dia tidak suka padaku."

"hah? Apa maksudmu?" Gan Seuk berhenti tertawa dan menatap Min Jae bingung. "mana mungkin dia tak suka padamu. Kau cantik, manis, mungil, lembut. Mana ada laki-laki yang mau melewatkan gadis sepertimu."

Min Jae cemberut mendengarnya walaupun dalam hati dia senang mendengar pujian itu. "kau lihat saja. Dia sudah memiliki pujaan hati." Min Jae menunjuk keluar pintu dapur.

Gan Seuk melirik keluar dan melihat meja yang berada di dekat pintu masuk. Ada laki-laki yang duduk membelakangi mereka dan wanita yang duduk dihadapannya. Matanya agak terbelalak begitu melihat wanita yang duduk di hadapan Jung Soo. "bukankah dia itu.." gumam Gan Seuk pelan.

Min Jae yang mendengar gumaman Gan Seuk itu mengguncang badan gadis itu. "dia? Kau kenal wanita itu, Gan Seuk?"

"hah?" Gan Seuk seperti menyadari dirinya melamun. "tidak. Aku tidak kenal. Hanya pernah lihat saja." jawab Gan Seuk gugup.

Min Jae menghela nafas. "wajar saja. Dia kan termasuk salah satu pelanggan setia cafe ini. Pantas kalau kau pernah melihatnya."

Gan Seuk memgangguk pelan. Dia menatap terus ke wanita tadi. Pandangannya meneliti. Apa benar wanita itu 'dia'? "hei, Min Jae. Wanita itu pacar oppa-mu?" tanya Gan Seuk.

"entahlah." muka Min Jae berubah murung. "ku harap bukan. Kalau dilihat-lihat sepertinya mereka baru kenal. Kemarin-kemarin ku lihat mereka tidak saling menyapa."

Gan Seuk menghela nafas lega tanpa sepengetahuan Min Jae. Gadis itu langsung berbalik dan memegang pundak Min Jae. "apa kau butuh bantuan untuk menyingkirkan 'pengganggu' itu?"

"mwo? Apa maksudmu Gan Seuk?"

"kau tidak mau kan oppa-mu itu pacaran dengan wanita seperti dia?" desak Gan Seuk.

"tentu saja aku tidak mau!" mata Min Jae langsung berapi-api. Semangat baru saja muncul di benaknya. "Jung Soo oppa hanya boleh menyukaiku!"

Gan Seuk menghela nafas lalu tersenyum senang. "aku akan membantumu. Strategi kita sekarang adalah menjauhkan wanita itu dari pujaan hatimu!"

Min Jae mengangguk. "iya!" serunya semangat. Sampai kapanpun dia akan berjuang mendapatkan hati oppa-nya itu.

"permisi. Min Jae aku mau bayar." suara itu membuat semangat Min Jae buyar. Di lihatnya meja kasir. Di sana sudah ada Jung Soo yang nyengir.

"ah, Mianhae karena membuat oppa menunggu." Min Jae langsung menuju meja kasir dan memberikan bill pada Jung Soo.

Jung Soo menoleh ke Han Bien dan berkata, "biar aku yang bayar."

Han Bien menggeleng. "tidak sopan jika malah kau yang mentraktir perempuan yang Lebih tua." dia mengeluarkan dompet dari tas dan memberikan uangnya pada Jung Soo. "aku punya hak untuk membayar sendiri."

Jung Soo menerima uang itu dan mengeluarkan uangnya. "baiklah. Aku menurut saja." akhirnya Jung Soo menyerahkan uangnya pada Min Jae. "kau kenapa?" tanya Jung Soo ketika melihat Min Jae cemberut.

Gadis itu menggeleng. "tidak apa-apa. Aku hanya sedang datang bulan." di ambilnya uang yang tadi diserahkan Jung Soo. "uangnya pas ya." katanya lalu memberikan struk. "kamshamnida." dia membungkuk.

Jung Soo mengelus kepala Min Jae yang masih membungkuk. Min Jae menengadah dan menatap Jung Soo bingung. "mwo?" tanyanya.

Jung Soo hanya tersenyum. "sudah ku bilang. Jangan terlalu sopan padaku. Cukup bilang 'komawo' saja." lalu laki-laki itu pergi dan menyusul Han Bien yang sudah ada diluar pintu masuk cafe.

Min Jae terpaku di tempatnya. Diliriknya Gan Seuk yang sejak tadi berdiri menatapnya. "Jung Soo oppa terlalu baik. Aku jadi susah kalau harus melakukan hal yang membuat hatinya sakit." gumam gadis itu pelan.

Sementara itu, di luar cafe. Jung Soo dan Han Bien berjalan beriringan. Mereka berbincang-bincang tanpa putus.

"Jung Soo." panggil Han Bien.

Jung Soo hanya mendelik. Tanda kalau dia mendengarkan.

"aku punya rahasia. Tapi nanti saja aku ceritakan padamu." Han Bien langsung tertawa paksa. Diliriknya Jung Soo yang hanya nyengir melihat tingkahnya. "kau laki-laki baik Jung Soo. Kau pantas mendapatkan hal yang lebih baik dari ini."

Jung Soo tidak terlalu mengerti maksud Han Bien. Dia hanya menatap wanita itu bingung. "maksudmu?" tanyanya memastikan.

Han Bien langsung menggeleng. "aniya. Mm.. Aku naik taksi dari sini. Komawo karena mau menemaniku hari ini." Han Bien membungkuk dan langsung meraih pintu taksi yang sejak tadi parkir di pinggir jalan.

Jung Soo menatap kepergian taksi itu dalam diam. Dia masih berusaha mencerna perkataan Han Bien tadi. "apa aku.. Melakukan hal yang salah?" gumamnya sambil melanjutkan berjalan ditemani dinginnya udara Korea sore itu.

PART 3-END
*************************************************************************************

Akhirnya selesai juga Part ke 3nya. Maaf ya jadi lama nunggunya. Hehe. Jadi selamat baca aja deh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar